Senja yang Tak Diingini
Dinginnya kursi yang kududuki merambat tak hanya hingga ke kulit
Sisa hujan siang tadi
Lembutnya angin yang mendayu dayu menutup kedua mata ini
Ingin membawaku ke dunia lain
Gemericik air menggemakan musik tersendiri
Menenangkan jiwa melembutkan hati
Nyayian burung burung ikut menggenapi
Sempurnakan pertunjukkan alam tersaji
Di bawah rimbun dedaunan daku rebahkan diri
Menikmati sajian alam murni
Karunia Tuhan Yang Maha Abadi
Meninggalkan sementara dunia yang semakin mencekik
Semakin memberati
Hubungan-hubungan yang rumit
Keuangan yang tak kunjung membaik
Kebutuhan-kebutuhan yang tak sedikit
Semua hal yang terasa serba sulit
Ibadah yang hanya sedikit
Tabungan pahala yang tak sebanyak yang terpikir
Mati yang pasti menghampiri
Namun selalu luput untuk diingati
Perbekalan tak jua kunjung disiapi
Waktu tenaga dan pikiran terhabiskan untuk hal hal yang tiada begitu berarti
Kini senja telah menghampiri
Sesal tiada berguna lagi
Telah tiba waktunya kembali
Hal yang sungguh tak kuingini
Aku sungguh berharap untuk tetap berada di sini
Tak mau kembali
Tak mau dapati balasan yang menakuti
Komentar
Posting Komentar