Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Pangeran Impian

Sudah lama aku mengenalnya. Akhlaknya Begitu memikat di dada, pancaran pemahaman agama yang kokoh terhujam. Wanita lajang mana yang tidak mau dipinangnya. Sosok mantu idaman bagi para orang tua. Di mana pun berada, selalu menjadi perbincangan. Berbagai prestasi telah berhasil ditorehkannya. Sudah begitu, ganteng lah pula wajahnya. Orang tuanya terpandang di mata masyarakatnya, terkenal dengan budi bahasanya. Ditambahkan harta berlimpah di mana-mana. Hampir sempurna lah semuanya. Tinggal lah satu, dia belum menikah, hehehe,... Tok tok tok,... "Assalamu'alaikum,..." "Wa'alaikumus salam Wr. Wb...." Jawabku sambil berlari keluar dengan tidak lupa menyambar kerudung di kursi yang sedang aku lepaskan. Segera kumelangkahkan kaki ke ruang depan dan membukakan pintu. "Haduh, siapa yang datang ya siang-siang begini?" Pikirku. Terlebih tidak ada orang di rumah lagi. Bapak dan Ibu sedang pergi kondangan. Begitu kubukakan pintu, ternyata ada Pakde Warji d...

Bekal Pertama

Gambar
Tidak seperti biasa, hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Aku yang biasanya baru masak setelah subuh, ini jam tiga sudah “glutak-glutuk” di dapur. Pasalnya, hari ini addalah hari pertama suamiku bekerja di perusahaan minyak terbesar di Indonesia itu. Bekerja di sana merupakan salah satu impiannya sejak masih SMA. Iya, suamiku adalah teman SMA-ku. Kita juga tidak menyangka akan menikah akhirnya. Karena kita tidak berpacaran ataupun memiliki ikatan apa sebelumnya. Hanya sebatas teman sekelas saja. Kami dipertemukan kembali setelah kami sama-sama lelah melalang buana ke mana-mana. Kami bertemu di salah satu pernikahan teman sekelas kami. Dari situ kami kembali menjalin komunikasi. Dan tanpa waktu lama, hanya tiga bulan setelahnya kami pun menikah.   Di kampung, tentu saja cukup membuat kami bingung. Beruntung tak berapa lama setelah kami menikah, perusahaan minyak terbesar yang ada di kota kami membuka lowongan pekerjaan. Ya, mungkin inilah rizki yang Allah janjikan ...

Malu

Gambar
Aku malu pada diriku sendiri yang masih berharap akan balasan terbaik Aku malu pada orang lain yang menganggapku baik Aku malu kepada malaikat pencatat Mengapa aku selalu terperangkap dalam jebakan syaitan Aku malu pada dinding dinding yang mendengar Aku malu pada bayang bayang yang melihat Terlebih aku lebih malu kepada Allah yang Maha Tahu Aku malu akan dosa-dosaku Aku malu akan aibku Aku malu akan perangai burukku Aku malu akan keburukan-keburukan yang telah kulakukan Aku malu akan  kesalahan-kesalahan yang tiada terbilang Aku malu dengan doa yang selalu dipanjatkan Aku malu dengan harapan harapan yang selalu direnda Aku malu Aku malu Aku malu Aku yang sedang sangat malu, 08 April 2018

Mengantuk

Gambar
Malam ngantuk Pagi ngantuk Siang ngantuk Sore ngantuk Mengapa aku selalu mengantuk??? Tiduran ngantuk Duduk ngantuk Bahkan berdiri pun ngantuk Mengapa aku selalu mengantuk? Membaca ngantuk Nonton ngantuk Bekerja ngantuk Mengemudi ngantuk Mengapa aku selalu mengantuk? Semuanya telah lama berjalan Hingga berbagai julukan pun aku dapatkan Dikenal karenanya Bukan karena prestasi yang didapatkan Ngantuk oh mengapa aku selalu ngantuk? Adakah engkau di sana yang juga mengalaminya? Hari-hari ketika setiap harinya diisi dengan kantuk yang berlebihan, 06 Maret 2018

Merasa Lelah

Gambar
Mengapa aku merasa lelah? Padahal tak banyak pekerjaan yang kukerjakan Mengapa aku merasa lelah? Padahal tak banyak beban aku pikirkan Mengapa aku merasa lelah? Semua telah Allah mudahkan Mengapa aku merasa lelah? Semua demikian ringannya Mengapa aku merasa lelah? Apa yang salah denganku? Mengapa mata ini selalu ingin terus terpejam? Mengapa badan ini selalu ingin tertunduk? Mengapa tulang ini selalu terasa ngilu? Mengapa aku merasa lelah? Ketika badan terasa lelah terus menerus, 03 April 2018

Batu Besar

Gambar
Aku tak tahu rasa apa ini? Adakah ini yang namanya tidak ikhlas? Adakah ini yang namanya pamrih? Inikah yang namanya menggerutu? Inikah yang namanya sebal? Aku tidak ingin rasa ini ada padaku Aku tidak mau dihancurkan oleh perasaan-perasaan seperti ini Aaku tak mau pahalaku berhamburan Layaknya debu yang berterbangan Hanya karena rasa-rasa seperti ini Aku sudah berlelah-lelah dalam mengumpulkannya Bermandikan air mata setiap harinya Tulang-tulang seakan-akan meninggalkan tempatnya Pikiran lebih semrawut dari pada benang yang kusut Setelah semuanya terkumpul Engkau ambil semua Antara sadar dan tak sadar aku pun memberikan semua Tak tahu adakah yang ini namanya pengorbanan? Ini kah yang namanya kasih sayang? Tapi mengapa seolah ada batu mengganjal di dada? Menjadikan keadaan sulit bernafas? Hanya satu pintaku Ya Allah lapangkanlah dadaku Agar sanggup menyelesaikan peran ini Agar hilang batu yang menghalangi jalan Pada hari ketika batu itu terasa semakin besar dan semakin besar, 02 M...